Sejarah Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sejarah Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia - Pada saat Indonesia mulai menuju kemerdekaan maka saat itulah sejarah perumusan teks proklamasi dimulai. Pada saat Indonesia dalam masa penjajahan terdapat beberapa upaya dalam mempercepat kemerdekaan. Salah satu cara tersebut ialah dengan segera merumuskan teks proklamasi. Pada saat itulah tokoh tokoh proklamasi mulai gencar dalam merumuskan teks proklamasi. Teks tersebut merupakan awal kemerdekaan Indonesia mulai tercapai. Kemerdekaan tersebut selalu kita peringati pada tanggal 17 Agustus. Kali ini materi belajar akan membahas mengenai sejarah perumusan teks proklamasi. Saya juga akan menjelaskan tokoh tokoh yang terkait perumusan teks proklamasi, maupun kronologi perumusan tersebut secara lengkap dan jelas.
Sejarah perumusan teks proklamasi kemerdekaan indonesia sendiri juga meliputi tentang proses perumusan naskah proklamasi, latar belakang perumusan teks proklamasi hingga siapa saja yang terlibat perumusan teks proklamasi. Ketika kita ditanya siapa yang menulis teks proklamasi? maka untuk menjawab pertanyaan seputar penulis teks proklamasi tersebut kita harus mempelajari tentang sejarah perumusan teks proklamasi ini.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pada jam 23.00, Ir. Soekarno bersama tokoh tokoh lainnya kembali menuju Jakarta. Peristiwa tersebut terjadi setelah kejadian Rengasdengklok. Pada pagi sebelumnya tokoh okoh peroklamasi beserta presiden RI mengadakan pertemuan dengan anggota PPKI yang bertempat di hotel jalan Gajah Mada. Tetapi pertemuan tersebut dibatalkan karena Jepang telah mengetahui rencana PPKI beserta yang lainnya. Kemudian Prediden soekarno dengan yang lain menuju ke Jakarta. Sesampainya disana mereka ingin menginap di hotel Des Indes Kedutaan Indonesia. Namun hal tersebut tidak diperbolehkan karena hotel tersebut sudah tidak melayani karena waktunya sudah terlalu larut sekitar pukul 22.30 WIB.
Pada saat pertemuan pertama dengan PPKI gagal, Achmad Soebardjo kemudian membawa Ir. Soekarno dengan yang lainnya kerumah Laksamana Maeda yang bertempat di Jalan Imam Bonjol No. 1. Setelah sampai dirumah Laksamana Maeda, Ir. Soekarni bersama rombongan langsung membahas mengenai tujuannya datang kerumah laksamana maeda tersebut. Laksamana Maeda kemudian membantu Ir. Soekarno dalam merencanakan proklamasi. Kemudian laksamana maeda membawa Ir, Soekarno untuk bertemu Gunseikan atau kepala pemerintahan militer Jepang. Namun rencana tersebut gagal karena Gunseikan tidak mau bertemu karena sudah terlalu larut malam. Laksamana maeda pun tidak patah semangat. Selanjutnya Ir. Soekarno bersama penterjemah penterjemah bahasa jepang tersebut dibawa menuju Departemen Umum Pemerintah Militer untuk bertemu Somubuco yang merupakan direktur departemen tersebut.
Pertemuan tersebut dilakukan untuk melakukan kerjasama dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Rumah laksamana maeda digunakan untuk merumuskan teks proklamasi. Ir. Soekarno melakukan kerjasama dengan Nishimura namun tidak ada kata sepakat dalam perjanjiannya. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta memiliki tekat yang kuat untuk melakukan rapat PPKI. Namun hal tersebut tidak dapat dilaksanakan karena Soekarno-Hatta langsung di bawa ke Rengasdengklok. Pada saat hal tersebut terjadi Nishimura menyerahkan pelaksanaan Kemerdekaan RI kepada PPKI. Namun apabila jepang menyerahkan kekuasaan kepada sekutu maka mereka tidak dapat merubah status quo. Pada akhirnya Nishimura melarang untuk diadakannya rapat PPKI.
Pada saat itulah Ir. Soekarno yang didampingi oleh Hatta sadar bahwa tidak ada gunanya berunding dengan Jepang mengenai pelaksaan proklamasi untuk warga Indonesia. Mereka berharap agar Jepang tidak mempersulit Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaannya. Ir SOekarno bersama yang lainnya pun mengadakan rapat untuk perumusan teks proklamasi tanpa campur tangan dari pihak Jepang.
Setelah Proses Rengasdengklok kemudian Soekarno beserta Hatta dibawa kembali menuju rumah Maeda. Didalam rumah tersebut telah didatangi oleh pemimpin pemimpin pergerakan, beberapa anggota Chuo Sangi In, pemimpin pemuda, dan semua anggota PPKI. Dalam pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh Maeda karena maeda undur diri karena ingin beristirahat tetapi tetap mempersilahkan para tokoh tersebut agar menggunakan rumahnya dalam melakukan perumusaan. Rumah Maeda kemudian digunakan dalam proses perencanaan perumusan teks proklamasi. Kemudan Ir. Soekarno, Muh. Hatta dan Achmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi di ruang makan Maeda dengan disaksikan oleh Miyoshi, Sudiro, Sukarni maupun B. M. Diah.
Pada pukul 03.00 pagi Ir. Soekarno menyampaikan pernyataan pertama yang dijadikan judul teks proklamasi. Selanjutnya Achmad Soebardjo menuliskan kalimat pertama yaitu "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Disambung dengan kalimat dari Moh. Hatta yaitu " Hal hal yang mengenai pemindahan kekusaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempoh yang sesingkat singkatnya". Kemudian penutup kalimat disampaikan oleh soekarno yaitu " Jakarta, 17-08-1945 Wakil Wakil bangsa Indonesia".
Perumusan teks proklamasi kemudian selesai pada pukul 04.00 WIB. Perumusan tersebut kemudian tinggal proses persetujuan semua pihak serta tanda tangan semua pihak yang hadir dalam proses perumusan teks proklamasi. Namun pihak pemuda tidak setuju jika semua menandatanganinya karena terdapat pihak pihak dari Jepang yang ikut hadir. Dengan pertentangan ini, Sukarni mengusulkan bahwa teks proklamasi cukup ditandatangani dua orang tokoh saja sebagai perwakilan bangsa Indonesia. Tokoh tersebut ialah Soekarno dan Hatta. Usul tersebut diterima. Selanjutnya teks tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik namun mengalami beberapa perubahan. Perubahan tersebut meliputi :
Kemudian naskah proklamasi tersebut telah diselesaikan pada pertemuan pada hari itu. Rakyat Indonesia harus mengetahui bahwa naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia telah selesai dibuat. Namun Ir. Soekarno bersama tokoh lainnya bingung bagaimana cara menyebarkan teks proklamasi tanpa terjadi bentrok antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi dibacakan di Lapangan Ikada agar didengar oleh seluruh rakyat. Namun Soekarno menolak karena disana terdapat militer Jepang yang mengawasi. Soekarno tidak ingin rakyat menjadi korban. Soekano mengusulkan bahwa naskah proklamasi tersebut sebaiknya dibacakan di rumahnya saja yaitu di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Para tokoh pun termasuk Hatta menyetujui usul tersebut. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 pada pukul 10.00 WIB. Ir. Soekarno bersama dengan Moh. Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Demikianlah penjelasan mengenai sejarah perumusan teks proklamasi. Kita patut memperingati hari kemerdekaan bangsa indonesi sebagai wujud peringatan bersejarah para tokoh dalam memerdekakan bangsa Indonesia. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Sejarah perumusan teks proklamasi kemerdekaan indonesia sendiri juga meliputi tentang proses perumusan naskah proklamasi, latar belakang perumusan teks proklamasi hingga siapa saja yang terlibat perumusan teks proklamasi. Ketika kita ditanya siapa yang menulis teks proklamasi? maka untuk menjawab pertanyaan seputar penulis teks proklamasi tersebut kita harus mempelajari tentang sejarah perumusan teks proklamasi ini.
Sejarah Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pada jam 23.00, Ir. Soekarno bersama tokoh tokoh lainnya kembali menuju Jakarta. Peristiwa tersebut terjadi setelah kejadian Rengasdengklok. Pada pagi sebelumnya tokoh okoh peroklamasi beserta presiden RI mengadakan pertemuan dengan anggota PPKI yang bertempat di hotel jalan Gajah Mada. Tetapi pertemuan tersebut dibatalkan karena Jepang telah mengetahui rencana PPKI beserta yang lainnya. Kemudian Prediden soekarno dengan yang lain menuju ke Jakarta. Sesampainya disana mereka ingin menginap di hotel Des Indes Kedutaan Indonesia. Namun hal tersebut tidak diperbolehkan karena hotel tersebut sudah tidak melayani karena waktunya sudah terlalu larut sekitar pukul 22.30 WIB.
Perumusan Teks Proklamasi |
Pada saat pertemuan pertama dengan PPKI gagal, Achmad Soebardjo kemudian membawa Ir. Soekarno dengan yang lainnya kerumah Laksamana Maeda yang bertempat di Jalan Imam Bonjol No. 1. Setelah sampai dirumah Laksamana Maeda, Ir. Soekarni bersama rombongan langsung membahas mengenai tujuannya datang kerumah laksamana maeda tersebut. Laksamana Maeda kemudian membantu Ir. Soekarno dalam merencanakan proklamasi. Kemudian laksamana maeda membawa Ir, Soekarno untuk bertemu Gunseikan atau kepala pemerintahan militer Jepang. Namun rencana tersebut gagal karena Gunseikan tidak mau bertemu karena sudah terlalu larut malam. Laksamana maeda pun tidak patah semangat. Selanjutnya Ir. Soekarno bersama penterjemah penterjemah bahasa jepang tersebut dibawa menuju Departemen Umum Pemerintah Militer untuk bertemu Somubuco yang merupakan direktur departemen tersebut.
Baca juga :3 Isi TRIKORA (Tri Komando Rakyat) Beserta Pengertian dan Tujuannya
Pertemuan tersebut dilakukan untuk melakukan kerjasama dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Rumah laksamana maeda digunakan untuk merumuskan teks proklamasi. Ir. Soekarno melakukan kerjasama dengan Nishimura namun tidak ada kata sepakat dalam perjanjiannya. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta memiliki tekat yang kuat untuk melakukan rapat PPKI. Namun hal tersebut tidak dapat dilaksanakan karena Soekarno-Hatta langsung di bawa ke Rengasdengklok. Pada saat hal tersebut terjadi Nishimura menyerahkan pelaksanaan Kemerdekaan RI kepada PPKI. Namun apabila jepang menyerahkan kekuasaan kepada sekutu maka mereka tidak dapat merubah status quo. Pada akhirnya Nishimura melarang untuk diadakannya rapat PPKI.
Pada saat itulah Ir. Soekarno yang didampingi oleh Hatta sadar bahwa tidak ada gunanya berunding dengan Jepang mengenai pelaksaan proklamasi untuk warga Indonesia. Mereka berharap agar Jepang tidak mempersulit Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaannya. Ir SOekarno bersama yang lainnya pun mengadakan rapat untuk perumusan teks proklamasi tanpa campur tangan dari pihak Jepang.
Proses Perumusan Teks Proklamasi
Setelah Proses Rengasdengklok kemudian Soekarno beserta Hatta dibawa kembali menuju rumah Maeda. Didalam rumah tersebut telah didatangi oleh pemimpin pemimpin pergerakan, beberapa anggota Chuo Sangi In, pemimpin pemuda, dan semua anggota PPKI. Dalam pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh Maeda karena maeda undur diri karena ingin beristirahat tetapi tetap mempersilahkan para tokoh tersebut agar menggunakan rumahnya dalam melakukan perumusaan. Rumah Maeda kemudian digunakan dalam proses perencanaan perumusan teks proklamasi. Kemudan Ir. Soekarno, Muh. Hatta dan Achmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi di ruang makan Maeda dengan disaksikan oleh Miyoshi, Sudiro, Sukarni maupun B. M. Diah.
Pada pukul 03.00 pagi Ir. Soekarno menyampaikan pernyataan pertama yang dijadikan judul teks proklamasi. Selanjutnya Achmad Soebardjo menuliskan kalimat pertama yaitu "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Disambung dengan kalimat dari Moh. Hatta yaitu " Hal hal yang mengenai pemindahan kekusaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempoh yang sesingkat singkatnya". Kemudian penutup kalimat disampaikan oleh soekarno yaitu " Jakarta, 17-08-1945 Wakil Wakil bangsa Indonesia".
Baca juga :Masa Pemerintahan Orde Baru (Sejarah Lahirnya, Perkembangan Kekuasaan dan Kebijakan Pemerintah Orde Baru)
Perumusan teks proklamasi kemudian selesai pada pukul 04.00 WIB. Perumusan tersebut kemudian tinggal proses persetujuan semua pihak serta tanda tangan semua pihak yang hadir dalam proses perumusan teks proklamasi. Namun pihak pemuda tidak setuju jika semua menandatanganinya karena terdapat pihak pihak dari Jepang yang ikut hadir. Dengan pertentangan ini, Sukarni mengusulkan bahwa teks proklamasi cukup ditandatangani dua orang tokoh saja sebagai perwakilan bangsa Indonesia. Tokoh tersebut ialah Soekarno dan Hatta. Usul tersebut diterima. Selanjutnya teks tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik namun mengalami beberapa perubahan. Perubahan tersebut meliputi :
- Kata tempoh diganti dengan kata tempo
- Kalimat "wakil wakil bangsa indonesia" pada penutup teks proklamasi diganti menjadi "atas nama bangsa Indonesia"
- Merubah tanggal proklamasi dari "Djakarta, 17-08-1945" diubah menjadi " Djakarta, 17 boelan 8 tahoen 05". Tahun 05 adalah tahun yang disingkat dari tahun milik Jepang, yaitu pada tahun 2605 yang masih sama dengan tahun 1945 masehi.
Teks Proklamasi |
Kemudian naskah proklamasi tersebut telah diselesaikan pada pertemuan pada hari itu. Rakyat Indonesia harus mengetahui bahwa naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia telah selesai dibuat. Namun Ir. Soekarno bersama tokoh lainnya bingung bagaimana cara menyebarkan teks proklamasi tanpa terjadi bentrok antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi dibacakan di Lapangan Ikada agar didengar oleh seluruh rakyat. Namun Soekarno menolak karena disana terdapat militer Jepang yang mengawasi. Soekarno tidak ingin rakyat menjadi korban. Soekano mengusulkan bahwa naskah proklamasi tersebut sebaiknya dibacakan di rumahnya saja yaitu di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Para tokoh pun termasuk Hatta menyetujui usul tersebut. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 pada pukul 10.00 WIB. Ir. Soekarno bersama dengan Moh. Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Demikianlah penjelasan mengenai sejarah perumusan teks proklamasi. Kita patut memperingati hari kemerdekaan bangsa indonesi sebagai wujud peringatan bersejarah para tokoh dalam memerdekakan bangsa Indonesia. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
0 Response to "Sejarah Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia"
Posting Komentar