Biografi Cut Nyak Dhien Pahlawan Wanita Indonesia

Biografi Cut Nyak Dhien Pahlawan Wanita Indonesia - Bagi masyarakat Indonesia pahlawan merupakan kebanggaan serta tokoh tokoh penting yang menunjang kemerdekaan Indonesia. Pahlawan pahlawan Indonesia tidak hanya para kaum laki laki saja melainkan terdapat pahlawan perempuan juga. Salah satu pahlawan wanita Indonesia ialah Cut Nyak Dhien. Cut Nyak Dhien merupakan pahlawan wanita Indonesia yang membela warga Indonesia saat masa penjajahan Belanda. Setiap pahlawan memiliki biografi masing masing agar anak cucu pewaris Indonesia dapat membaca serta mengetahui perjuangan para pahlawan negaranya.
Biografi adalah tulisan yang berisi kisah hidup seseorang. Di dalam biografi memuat hal hal yang berkaitan dengan kisah seseorang seperti tanggal dan tempat lahir, masa masa perjuangannya bahkan tanggal serta tempat pemakamnnyapun juga ada. Kali ini materi belajar akan membahas mengenai biografi cut nyak dhien. Biografi Cut Nyak Dhien akan saya jelaskan secara lengkap dan terperinci. Apakah anda mengetahui pahlawan wanita Indonesia Cut Nyak Dhien? Berasal dari manakah Cut Nyak Dhien tersebut? Untuk lebih jelasnya langsung saja kita simak dibawah ini.
Pada dasarnya biografi cut nyak dhien dapat dengan mudah kita temukan dalam pembelajaran sejarah maupun PPKN di sekolah. Mengingat dan mengenal pahlawan bangsa indonesia merupakan kewajiban kita sebagai penerus bangsa. Maka dari itu kita juga harus mengetahui biografi cut nyak dhien sebagai salah satu pahlawan wanita Indonesia.



Biografi Cut Nyak Dhien Pahlawan Wanita Indonesia




Biografi yang saya akan bahas ialah biografi Cut Nyak Dhien. Pahlawan wanita Indonesia ini bernama Cut Nyak Dhien. Cut Nyak Dhien berasal dari daerah Aceh dalam peperangan yang terjadi di Aceh saat masa penjajahan Belanda.




Foto Cut Nyak Dhien

Dibawah ini saya akan memberikan biodata biografi Cut Nyak Dhien:
Nama Lengkap : Cut Nyak Dhien
Tempat lahir : Lampadang, Aceh
Tahun Lahir : 1848
Agama : Islam
Wafat : 6 November 1908 bertempat di Sumedang, Hindia Belanda
Pada saat Cut Nyak Dhien masih hidup beliau dilahirkan tahun 1848 yang berada di Aceh wilayah VI Mukim. Cut Nyak Dhien dilahirkan dikeluarga bangsawan. Beliau memiliki ayah ialah sebagai uleebalang yang berasal dari generasi Datuk Makhudum Sati. Ayah Cut Nyak Dhien bernama Teuku Nanta Seutia.
Pada biografi Cut Nyak Dhien dijelaskan bahwa Datuk Makhudum Sati tiba di negara Aceh saat pemerintahan Sultan Jamalul Badrul Munir yaitu pada abad 18. Hal tersebut membuat ayah dari Cut Nyak Dhien memiliki darah keturunan Minangkabau. Sedangkan ibu Cut Nyak Dhien merupakan seorang putri dari uleebalang wilayah Lampagar. Pendidikan masa kecil Cut Nyak Dhien berasal dari orang tuanya serta guru agamanya yang memberi pendidikan berupa pendidikan agama serta pendidikan rumah tangga yang menyangkut tentang melayani suami, memasak, serta mengurus segala hal hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari.

Baca juga : Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu Budha di Indonesia

Pada masa remaja banyak laki laki yang menyukai Cut Nyak Dhien dan berusaha untuk menikahinya. Pada akhirnya Cut Nyak Dhien dijodohkan oleh orang tuanya dengan Teuku Ibrahim Lamnga saat berusia 12 tahun. Beliau menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga yang merupakan keturunan dari uleebalang Lamnga XIII pada tahun 1862. Suami dari Cut Nyak Dhien merupakan pembela negara Indonesia pada saat peperangan Belanda di Gle Tarum. Namun suami Cut Nyak Dhien yaitu Teuku Ibrahim Lamnga tewas di medan perang pada tanggal 29 Juni 1878. Pada Biografi Cut Nyak Dhien ini juga dijelaskan bahwa beliau mendapatkan duka yang dalam saat suaminya meninggal. Setelah meninggalnya Ibrahim Lamnga kemudian Cut Nyak Dhien dipersunting kembali pada tahun 1880 oleh Teuku Umar.
Suami Cut Nyak Dhien yang bernama Teuku Umar juga merupakan tokoh pembela Indonesia dalam melawan pemerintahan Belanda. Sebelum terjadinya pernikahan antara Cut Nyak Dhien dengan Teuku Umar, beliau sempat menolak karena tidak ingin terulang kembali peristiwa saat ditinggalkan oleh suaminta terdahulu. Namun karena Teuku Umar memperbolehkan Cut Nyak Dhien ikut dalam medan perang kemudian beliau setuju dan menikah pada tahun 1880. Pernikahan Cut Nyak Dhien yang kedua memiliki putra yang bernama Cut Gambang. Pada saat itulah Cut Nyak Dhien bersama Teuku Umar terjun dalam peperangan melawan Belanda. (Biografi Cut Nyak Dhien saat sebelum peperangan)


Biografi Cut Nyak Dhien saat peperangan Aceh



Pada saat peperangan Aceh Cut Nyak Dhien berperang dengan cara gerilya dengan mengobarkan perang fi'sabilillah. Teuku Umar kemudian melaksanakan strategi dengan mendatangi belanda untuk membuat hubungan baik antara Indonesia dengan Belanda. Hubungan tersebut terjalin dengan kuat. Namun Teuku Umar bersama rombongannya yang berjumlah 250 orang menyerahkan diri kepada pihak Belanda di Kutaraja pada tanggal 30 September 1893. Penyerahan diri Indonesia tersebut membuat pihak Belanda senang karena musuh terberatnya dapat bergabung dipemerintahan Belanda.

Baca juga : Sejarah Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kemudian Teuku Umar dijadikan sebagai komandan utama untuk pasukan Belanda, sehingga dapat dijuluki Pahlawan Johan yang mendapatkan kuasa penuh terhadap pasukan Belanda. Dengan strategi tadi membuat Teuku Umar disebut sebagai penghianat Aceh karena bergabung dengan Belanda. Teuku Umar memang merahasiakan strategi tersebut dalam menipu pihak Belanda. Bahkan istri Teuku Umar yaitu Cut Nyak Dhienpun tidak diberitahu strategi tersebut. Karena hal tersebut Cut Nyak Dhien kemudian mendatangi serta memaki Teuku Umar didepan umum. Cut Nyak Dhien berusaha untuk mengajak kembali Teuku Umar untuk melawan Belanda. Tetapi nasihat serta ajakan Cut Nyak Dhien tersebut tidak ditanggapi oleh beliau dan tetap melakukan hubungan dengan pemerintahan Belanda. Dengan melakukan pendekatan Belanda kemudian Teuku Umar mempelajari teknik peperangan Belanda dan sedikit demi sedikit mengganti pasukan unit Belanda tersebut. (Biografi Cut Nyak Dhien dalam peperangan)
Setelah strateginya berhasil kemudian Teuku Umar kembali menipu Belanda untuk menyerang kembali pihak pihak Aceh. Teuku Umar pun membawa Cut Nyak Dhien beserta seluruh pasukan, senjata, amunisi serta perlengkapan berat milik Belanda namun beliau tidak kembali ke Belanda lagi. Penghianatan Teuku Umar terhadap Belanda dapat disebut Het Verraad Van Teuku Oemar. Dengan penghianatan tersebut membuat pihak Belada menjadi marah serta melakukan pencarian terhadap Teuku Umar dengan Cut Nyak Dhien melalui operasi besar Belanda. Namun dengan perlengkapan yang dibawa oleh Teuku Umar membuat para gerilyawan membawa senjata milik Belanda. Hal tersebut membuat para tokoh melakukan penyerangan terhadap Belanda hingga terjadinya penggantian komandan Belanda Jend. Van Swieten. Komandan Belanda diduduki oleh Jend Jakobus Ludovicius Hubertus Pel namun komandan tersebut terbunuh dan membuat Belanda semakin kacau. (Biografi Cut Nyak Dhien dalam menjalankan strategi suaminya )
Kekacauan yang dibuat oleh Teuku Umar membuat pihak Belanda mengambil gelarnya serta membakar rumah dan mencari keberadaan beliau. Teuku Umar bersama Cut Nyak Dhien kemudian menyerang kekuasaan Belanda yang berada di Banda Aceh yaitu diwilayah Kutaraja serta Meulaboh. Hal tersebut membuat Belanda mengganti jendral disana secara terus menerus. Pihak Belanda pun menyuruh Jendral Joannes benedictus untuk memata matai pasukan Teuku Umar. Belanda kemudian menyewa informan informan yang merupakan pasukan pemberontak Teuku Umar. Berdasarkan informan tadi belanda mengetahui penyerangan Teuku Umar terhadap Meulaboh tanggal 11 Februari 1899. Hal tersebut membuat Teuku Umar tewas dalam peperangan. Dengan kejadian ini kemudian Cut Nyak Dhien memimpin pasukannya untuk melawan Belanda di Meulaboh agar dapat melupakan suaminya yang telah wafat. Pertempuran tersebut berlangsung cukup lama sampai tahun 1901. Pasukan Cut Nyak Dhien mengalami kehancuran pada masa tersebut karena Belanda sudah menguasai Aceh serta Cut Nyak Dhien juga bertambah tua. (Biografi Cut Nyak Dhien saat memimpim peperangan)
Biografi Cut Nyak Dhien Saat Tua dan Meninggal



Cut Nyak Dhien Saat Tertangkap oleh Pihak Belanda


Pada masa kehancurannya kemudian Cut Nyak Dhien ditangkap dan dirawat dirumah sakit Belanda. Namun anak dari Cut Nyak Dhien yaitu Cut Gambang dapat melarikan diri menuju hutan dan melanjutkan perjuangan ayah ibunya. Cut Nyak Dhien mengidap penyakit encok dan rabun namun dapat sembuh. Dengan kesembuhannya kemudian Cut Nyak Dhien diasingkan ke Sumedang Jawa Barat. Hal tersebut dilakukan agar para penerus bangsa tidak ada semangat dalam melakukan perjuangan melawan Belanda. Kemudian Cut Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6 November 1908. Makam Chut Nyak Dhien diberi nama "Ibu Perbu". Penemuan makan Ibu Perbu oleh Gubernur aceh yaitu Ali Hasan kemudian diterima oleh Presiden Soekrano tanggal 2 Mei 1964 sebagai Pahlawan Nasional Indonesia yang tercantum dalam SK Presiden RI No. 106 tahun 1964. Biografi Cut Nyak Dhien ini kemudian juga menjelaskan bahwa makam Cut Nyak Dhien telah dibuat pagar dan telah diresmikan pada tanggal 7 Desember 1987 oleh Gubrnur Aceh. Makam Cut Nyak Dhien memiliki luas 1.500 m2 dengan dipagari besi. Dimakan tersebut juga terdapat mushola serta makam H. Sanusi beserta keluarganya. Nissan Cut Nyak Dhien ditulis menggunakan bahasa arab yang berisi riwayat hidup beliau, Surah Al Fajr, Surah At Taubah dan sejarah Aceh.
Demikianlah biografi Cut Nyak Dhien secara lengkap. Cut Nyak Dhien merupakan pelopor generasi pejuang wanita Indonesia. Kita harus berbangga hati karena perjuangannya tersebut. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk anda dalam mengetahui kehidupan serta hal hal yang terkait dengan Cut Nyak Dhien. Terima Kasih telah berkunjung diblog ini.

0 Response to "Biografi Cut Nyak Dhien Pahlawan Wanita Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel