Pengertian, Faktor dan Bentuk Mobilitas Sosial
Pengertian, Faktor dan Bentuk Mobilitas Sosial - Mobilitas sosial merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu sosiologi maupun IPS untuk menunjukkan suatu gerak perpindahan status sosial kelompok masyarakat maupun seseorang menuju status sosial baru. Mobilitas sosial juga sangat erat kaitannya dengan pelapisan sosial atau dalam kalangan cendikiawan lebih umum disebut stratifikasi sosial. Hal ini disebabkan karena mobilitas sosial merupakan suatu gerak perpindahan lapisan sosial menuju lapisan sosial yang baru baik itu dari lapisan atas ke bawah maupun bawah ke atas.
Dalam proses terjadinya mobilitas sosial kita juga akan menjumpai faktor penyebab maupun pendorong mobilitas sosial dan jenis atau bentuk mobilitas sosial itu sendiri. Untuk mempelajari pengertian, faktor dan bentuk mobilitas sosial silahkan simak artikel dibawah ini.
Dalam artikel kali ini kita akan membahas lebih tentang pengertian mobilitas sosial secara umum, diikuti oleh faktor pendorong maupun penyebab mobilitas sosial dan juga jenis jenis atau bentuk mobilitas sosial itu sendiri.
Secara umum, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan status sosial seseorang maupun kelompok masyarakat menuju status sosial yang baru. Berdasarkan penuturan para cendikiawan mobilitas sosial sangat erat kaitannya dengan pelapsisan status sosial yang terjadi. Mobilitas sosial juga tidak terjadi dengan sendirinya karena terdapat faktor penyebab dan pendorong terjadinya mobilitas sosial itu sendiri. Selain itu para pakar juga sepakat bahwa terdapat bentuk bentuk mobilitas sosial yang diklasifikasikan berdasarkan proses terjadinya.
Mobilitas sosial dapat dengan mudah kita amati di lingkungan masyarakat. Umumnya masyarakat maupun individu yang memiliki kelas sosial bersifat terbuka cenderung memiliki tingkat mobilitas sosial tinggi. Sementara masyarakat yang memiliki mobilitas sosial rendah merupakan kelompok masyarakat berkelas sosial tertutup mengingat pada masyarakat kelas sosial tertutup lebih sedikit bahkan tidak memungkinkan terjadinya proses perpindahan lapisan status sosial.
Namun tidak berarti menutup kemungkinan bahwa mobilitas sosial dapat terjadi dalam konteks perbedaan sosial (diferensiasi sosial). Maksutnya adalah perpindahan masyarakat yang terjadi secara horizontal tidak menunjukkan adanya tingkatan tingkatan. Dalam perbedaan (diferensiasi) ini juga terdapat mobilitas kelompok masyarakat seperti yang terjadi pada proses stratifikasi sosial. Misalkan urbanisasi yang merupakan proses perpindahan masyarakat dari desa ke kota.
Dalam mobilitas sosial kita akan menemukan berbagai penyebab maupun faktor pendukung yang mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Apa saja faktor faktor tersebut? Sebelum kita melanjutkan menuju jenis dan bentuk bentuk mobilitas sosial maka kita harus mempelajarai apa saja faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial tersebut.
Faktor struktural
Faktor individu
Faktor status sosial
Terdapat dua jenis faktor yang mempengaruhi status sosial. Yang pertama adalah status sosial yang didapatkan sejak seseorang lahir dan berasal dari kedua orang tuanya, dan yang kedua adalah status sosial yang didapat berkat hasil usaha dan keja keras seseorang. Meskipun seseorang tersebut memiliki status sosial rendah namun berkat tingkah laku, usaha dan kerja kerasnya tidak menutup kemungkinan orang tersebut dapat mengalami proses mobilitas sosial. Umumnya semakin baik tingkah lakunya, semakin keras dia bekerja maka status sosial dimasyarakat juga akan semakin tinggi.
Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang krusial dalam proses mebilitas sosial di masyarakat Indonesia. Faktor ekonomi juga dapat menjadi pemicu dari berbagai bentuk mobilitas sosial di Indonesia. Umumnya perekonomian seseorang akan ikut menentukan kedudukan orang tersebut di mata masyarakat. Hal ini juga berlaku ketika semakin keras usaha seseorang dalam mencapai tujuannya, maka semakin banyak dan besar pula imbalan yang akan dia terima, alhasil perekonomiannya akan stabil. Maka dari itu orang tersebut telah mengalami sebuah bentuk mobilitas sosial dari faktor ekonomi.
Faktor politik
Politik juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi berbagai bentuk mobilitas sosial di Indonesia. Politik sendiri merupakan pembentukan serta pembagian kekuasaan dalam lingkup masyarakat. Berdasarkan berbagai penuturan pakar, politik merupakan gabungan dari seni dan ilmu yang bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan secara konstitusional dan nonkonstitusional. Karena politik juga bersinggungan dengan kekuasaan maka politik juga dapat dikatakan mempengaruhi proses mobilitas sosial dalam sebuah lingkungan masyarakat.
Pada bagian ini kita akan membahas tentang jenis mobilitas sosial jika digolongkan dari bentuknya. Mobilitas tersebut terdiri dari mobilitas horizontal, mobilitas vertikal dan mobilitas fisik. Penjelasan berbagai bentuk mobilitas sosial tersebut dapat anda simak dibawah ini.
Mobilitas fisik (Physical mobility)
Bentuk mobilitas sosial fisik merupakan bentuk mobilitas yang memungkinkan seseorang untuk berpindah tempat kediaman yang berhubungan dengan alat alat transportasi dan melalui lalu lintas di jaman modern seperti ini. Artinya adalah dengan adanya berbagai bentuk dan jenis alat transportasi serta lalu lintas yang semakin modern akan memberikan kemudahan bagi anggota masyarakat dalam rangka melakukan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain.
Akibat dari bentuk mobilitas sosial ini adalah terjadinya proses asimilasi serta akulturasi yang berkepanjangan dan berpotensi membawa pengaruh tertentu pada suatu daerah. Misalkan kita enggan mengenal latar belakang sosial seseorang yang kita anggap baru dan sebagai seorang pendatang. Seperti contoh, dengan adanya alat transportasi modern dan lalu lintas seperti sekarang ini orang akan terpicu untuk melakukan perpindahan fisik menggunakan berbagai alat transportasi tersebut seperti menggunakan kereta api, pesawat terbang, kapal, dan sebagainya.
Mobilitas horizontal (Horixontally Mobility)
Berdasarkan penuturan Soerjono Soekanto, Pengertian dari mobilitas horinzontal adalah sebagai bentuk mobilitas sosial yang memungkinkan terjadinya perpindahan suatu individu maupun kelompok lain yang sederajat. Bentuk mobilitas sosial horizontal juga dapat dikatakan sebagai sebuah perpindahan status sosial seseorang maupun kelompok masyarakat secara datar dalam sebuah lapisan atau status sosial yang sama.
Bentuk mobilitas sosial horizontal juga memberikan potensi perubahan dalam bidang pekerjaan maupun kependudukan namun tidak bersifat sebagai penggeser dalam hierarki status sosial. Ciri ciri utama dari bentuk mobilitas sosial horizontal adalah pelapisan status sosial yang ditempati tidak akan mengalami perubahan.
Masyarakat Indonesia umumnya mengenal dua bentuk mobilitas horizontal yakni mobilitas horizontal antar generaasi dan mobilitas horizontal intra generasi.
Bentuk mobilitas horizontal intragenerasi merupakan mobilitas horizontal dalam diri seseorang. misalkan orang tersebut adalah dosen yang menjabat di perguruan tinggi swasta (PTS) yang ingin merasakan kenaikan pangkat. Maka dia mencoba untuk mengikuti seleksi menjadi dosen perguruan tinggi negeri (PTN). Setelah melawati serangkaian tes masuk akhirnya dia diterima menjadi dosen PTN (perguruan tingi negeri).
Bentuk mobilitas horizontal antar generasi adalah bentuk mobilitas sosial horizontal yang terjadi didalam dua generasi berbeda maupun lebih. Misal Soekirman adalah anggota tentara nasional indonesia (TNI) dengan pangkat mayor II yang merupakan golongan menegah ke atas. Lalu anaknya Lana, tidak ingin mengikuti karier ayahnya menjadi anggota TNI dan lebih ingin menjadi pengacara hebat ataupun seorang dokter spesialis yang juga berada pada lapisan menengah keatas. Perubahan atau mobilitas sosial yang terjadi pada keluarga Soekirman merupakan bentuk mobilitas sosial horizontal antar generasi.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal merupakan bentuk mobilitas sosial peralihan. Maksudnya adalah individu maupun kelompok sosial mengalami peralihan status sosial dari kalangan tidak sederajat. Bentuk mobilitas vertikal juga memungkinkan terjadinya pergeseran status sosial masyarakat baik itu ke bawah maupun ke atas.
Berdasarkan proses berlangsungnya, mobilitas vertikal yang terjadi di masyarakat dapat digolongkan menjadi dua jenis yakni mobilitas vertikal naik dan mobilitas vertikal turun. Selain itu mobilitas sosial vertikal juga dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni mobilitas vertikal antar generasi dan mobilitas vertikal intragenerasi.
Mobilitas vertikal naik
Social climbing atau yang sering disebut upward mobility merupakan bentuk mobilitas sosial yang didalamnya terdapat peralihan status sosial yang mengarah pada tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Seperti contoh masuknya individu yang memiliki status sosial rendah menjadi status sosial tinggi, terbentuknya kelompok sosial baru kemudian ditempatkanlah pada derajat yang jauh lebih tinggi dari individu yang membentuk kelompok tersebut.
Mobilitas vertikal turun
Social sinking atau yang d=disebut juga sebagai downward mobility merupakan bentuk mobilitas sosial yang didalamnya memuat peralihan individu menuju pada tingkatan yang lebih rendah dari sebelumnya. Seperti contoh turunnya keududkan seseorang, turunnya derajat kelompok maupun individu tertentu.
Mobilitas vertikal intragenerasi
Bentuk mobilitas vertikal intragenerasi dapat terjadi apabila seorang individu mengalami penurunan kedudukan maupun derajat dalam suatu lingkup. seperti contoh Rosita merupakan seorang pekerja di bidang pertambangan minyak dan batu bara. Mulanya ia melamar dan diterima sebagai karyawan magang di sebuah perusahaan pertambangan terkenal, karena kecakapannya akhirnya ia diangkat menjadi pegawai tetap. Karena dia berprestasi akhirnya dia diangkat menjadi chief departement yang dapat digolongkan dalam golongan atas di perusahaan pertambangan tersebut.
Dalam kasusu ini, Rosita mengalami bentuk mobilitas vertikal inragenerasi naik. Hal ini juga berlaku untuk bentuk mobilitas vertikal turun dalam sebuah lingkungan masyarakat.
Mobilitas vertikal antar generasi
Bentuk mobilitas sosial yang satu ini adalah mobilitas vertikal yang terjadi pada dua generasi ataupun lebih. Misalkan kedua orang tua (ayah dan ibu), genrasi anak, cucu dan selanjutnya. Contohnya kedua orang tua Hana merupakan seorang buruh tani, karena keuletannya akhirnya kedua orang tua hanna berhasil mendidik hanna dan menyekolahkannya di universitas terkemuka. Karena lulus dengan prestasi yang baik akhirnya hanna menjadi seorang sarjana dan bekerja menjadi seorang pengacara terkenal. Dalam kasus ini keluarga hanna mengalami mobilitas vertikal antar generasi naik.
Dalam proses terjadinya mobilitas sosial kita juga akan menjumpai faktor penyebab maupun pendorong mobilitas sosial dan jenis atau bentuk mobilitas sosial itu sendiri. Untuk mempelajari pengertian, faktor dan bentuk mobilitas sosial silahkan simak artikel dibawah ini.
Pengertian, Faktor dan Bentuk Mobilitas Sosial
Dalam artikel kali ini kita akan membahas lebih tentang pengertian mobilitas sosial secara umum, diikuti oleh faktor pendorong maupun penyebab mobilitas sosial dan juga jenis jenis atau bentuk mobilitas sosial itu sendiri.
Pengertian Mobilitas Sosial
Secara umum, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan status sosial seseorang maupun kelompok masyarakat menuju status sosial yang baru. Berdasarkan penuturan para cendikiawan mobilitas sosial sangat erat kaitannya dengan pelapsisan status sosial yang terjadi. Mobilitas sosial juga tidak terjadi dengan sendirinya karena terdapat faktor penyebab dan pendorong terjadinya mobilitas sosial itu sendiri. Selain itu para pakar juga sepakat bahwa terdapat bentuk bentuk mobilitas sosial yang diklasifikasikan berdasarkan proses terjadinya.
Baca juga: Faktor Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional
Mobilitas sosial dapat dengan mudah kita amati di lingkungan masyarakat. Umumnya masyarakat maupun individu yang memiliki kelas sosial bersifat terbuka cenderung memiliki tingkat mobilitas sosial tinggi. Sementara masyarakat yang memiliki mobilitas sosial rendah merupakan kelompok masyarakat berkelas sosial tertutup mengingat pada masyarakat kelas sosial tertutup lebih sedikit bahkan tidak memungkinkan terjadinya proses perpindahan lapisan status sosial.
Pengertian, Faktor dan Bentuk Mobilitas Sosial |
Namun tidak berarti menutup kemungkinan bahwa mobilitas sosial dapat terjadi dalam konteks perbedaan sosial (diferensiasi sosial). Maksutnya adalah perpindahan masyarakat yang terjadi secara horizontal tidak menunjukkan adanya tingkatan tingkatan. Dalam perbedaan (diferensiasi) ini juga terdapat mobilitas kelompok masyarakat seperti yang terjadi pada proses stratifikasi sosial. Misalkan urbanisasi yang merupakan proses perpindahan masyarakat dari desa ke kota.
Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial
Dalam mobilitas sosial kita akan menemukan berbagai penyebab maupun faktor pendukung yang mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Apa saja faktor faktor tersebut? Sebelum kita melanjutkan menuju jenis dan bentuk bentuk mobilitas sosial maka kita harus mempelajarai apa saja faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial tersebut.
Faktor struktural
- Keadaan ekonomi ganda
- Struktur pekerjaan seseorang
- Penunjang serta penghambat mobilitas sosial
- Perbedaan pertumbuhan penduduk
Faktor individu
- Faktor kebiasaan bekerja.
- Perbedaan pendidikan dan tingkat kemampuan.
- Orentasi sikap terhadap proses mobilitas sosial.
- Faktor keberuntungan (lucky).
Faktor status sosial
Terdapat dua jenis faktor yang mempengaruhi status sosial. Yang pertama adalah status sosial yang didapatkan sejak seseorang lahir dan berasal dari kedua orang tuanya, dan yang kedua adalah status sosial yang didapat berkat hasil usaha dan keja keras seseorang. Meskipun seseorang tersebut memiliki status sosial rendah namun berkat tingkah laku, usaha dan kerja kerasnya tidak menutup kemungkinan orang tersebut dapat mengalami proses mobilitas sosial. Umumnya semakin baik tingkah lakunya, semakin keras dia bekerja maka status sosial dimasyarakat juga akan semakin tinggi.
Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang krusial dalam proses mebilitas sosial di masyarakat Indonesia. Faktor ekonomi juga dapat menjadi pemicu dari berbagai bentuk mobilitas sosial di Indonesia. Umumnya perekonomian seseorang akan ikut menentukan kedudukan orang tersebut di mata masyarakat. Hal ini juga berlaku ketika semakin keras usaha seseorang dalam mencapai tujuannya, maka semakin banyak dan besar pula imbalan yang akan dia terima, alhasil perekonomiannya akan stabil. Maka dari itu orang tersebut telah mengalami sebuah bentuk mobilitas sosial dari faktor ekonomi.
Faktor politik
Politik juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi berbagai bentuk mobilitas sosial di Indonesia. Politik sendiri merupakan pembentukan serta pembagian kekuasaan dalam lingkup masyarakat. Berdasarkan berbagai penuturan pakar, politik merupakan gabungan dari seni dan ilmu yang bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan secara konstitusional dan nonkonstitusional. Karena politik juga bersinggungan dengan kekuasaan maka politik juga dapat dikatakan mempengaruhi proses mobilitas sosial dalam sebuah lingkungan masyarakat.
Bentuk Bentuk Mobilitas Sosial (Mobilitas fisik, mobilitas horizontal, dan mobilitas vertikal)
Pada bagian ini kita akan membahas tentang jenis mobilitas sosial jika digolongkan dari bentuknya. Mobilitas tersebut terdiri dari mobilitas horizontal, mobilitas vertikal dan mobilitas fisik. Penjelasan berbagai bentuk mobilitas sosial tersebut dapat anda simak dibawah ini.
Mobilitas fisik (Physical mobility)
Bentuk mobilitas sosial fisik merupakan bentuk mobilitas yang memungkinkan seseorang untuk berpindah tempat kediaman yang berhubungan dengan alat alat transportasi dan melalui lalu lintas di jaman modern seperti ini. Artinya adalah dengan adanya berbagai bentuk dan jenis alat transportasi serta lalu lintas yang semakin modern akan memberikan kemudahan bagi anggota masyarakat dalam rangka melakukan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain.
Baca juga: Strategi Indonesia Dalam Menghadapi Ancaman di Berbagai Bidang (Militer, Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya)
Akibat dari bentuk mobilitas sosial ini adalah terjadinya proses asimilasi serta akulturasi yang berkepanjangan dan berpotensi membawa pengaruh tertentu pada suatu daerah. Misalkan kita enggan mengenal latar belakang sosial seseorang yang kita anggap baru dan sebagai seorang pendatang. Seperti contoh, dengan adanya alat transportasi modern dan lalu lintas seperti sekarang ini orang akan terpicu untuk melakukan perpindahan fisik menggunakan berbagai alat transportasi tersebut seperti menggunakan kereta api, pesawat terbang, kapal, dan sebagainya.
Mobilitas horizontal (Horixontally Mobility)
Berdasarkan penuturan Soerjono Soekanto, Pengertian dari mobilitas horinzontal adalah sebagai bentuk mobilitas sosial yang memungkinkan terjadinya perpindahan suatu individu maupun kelompok lain yang sederajat. Bentuk mobilitas sosial horizontal juga dapat dikatakan sebagai sebuah perpindahan status sosial seseorang maupun kelompok masyarakat secara datar dalam sebuah lapisan atau status sosial yang sama.
Bentuk mobilitas sosial horizontal juga memberikan potensi perubahan dalam bidang pekerjaan maupun kependudukan namun tidak bersifat sebagai penggeser dalam hierarki status sosial. Ciri ciri utama dari bentuk mobilitas sosial horizontal adalah pelapisan status sosial yang ditempati tidak akan mengalami perubahan.
Masyarakat Indonesia umumnya mengenal dua bentuk mobilitas horizontal yakni mobilitas horizontal antar generaasi dan mobilitas horizontal intra generasi.
Bentuk mobilitas horizontal intragenerasi merupakan mobilitas horizontal dalam diri seseorang. misalkan orang tersebut adalah dosen yang menjabat di perguruan tinggi swasta (PTS) yang ingin merasakan kenaikan pangkat. Maka dia mencoba untuk mengikuti seleksi menjadi dosen perguruan tinggi negeri (PTN). Setelah melawati serangkaian tes masuk akhirnya dia diterima menjadi dosen PTN (perguruan tingi negeri).
Bentuk mobilitas horizontal antar generasi adalah bentuk mobilitas sosial horizontal yang terjadi didalam dua generasi berbeda maupun lebih. Misal Soekirman adalah anggota tentara nasional indonesia (TNI) dengan pangkat mayor II yang merupakan golongan menegah ke atas. Lalu anaknya Lana, tidak ingin mengikuti karier ayahnya menjadi anggota TNI dan lebih ingin menjadi pengacara hebat ataupun seorang dokter spesialis yang juga berada pada lapisan menengah keatas. Perubahan atau mobilitas sosial yang terjadi pada keluarga Soekirman merupakan bentuk mobilitas sosial horizontal antar generasi.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal merupakan bentuk mobilitas sosial peralihan. Maksudnya adalah individu maupun kelompok sosial mengalami peralihan status sosial dari kalangan tidak sederajat. Bentuk mobilitas vertikal juga memungkinkan terjadinya pergeseran status sosial masyarakat baik itu ke bawah maupun ke atas.
Berdasarkan proses berlangsungnya, mobilitas vertikal yang terjadi di masyarakat dapat digolongkan menjadi dua jenis yakni mobilitas vertikal naik dan mobilitas vertikal turun. Selain itu mobilitas sosial vertikal juga dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni mobilitas vertikal antar generasi dan mobilitas vertikal intragenerasi.
Mobilitas vertikal naik
Social climbing atau yang sering disebut upward mobility merupakan bentuk mobilitas sosial yang didalamnya terdapat peralihan status sosial yang mengarah pada tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Seperti contoh masuknya individu yang memiliki status sosial rendah menjadi status sosial tinggi, terbentuknya kelompok sosial baru kemudian ditempatkanlah pada derajat yang jauh lebih tinggi dari individu yang membentuk kelompok tersebut.
Mobilitas vertikal turun
Social sinking atau yang d=disebut juga sebagai downward mobility merupakan bentuk mobilitas sosial yang didalamnya memuat peralihan individu menuju pada tingkatan yang lebih rendah dari sebelumnya. Seperti contoh turunnya keududkan seseorang, turunnya derajat kelompok maupun individu tertentu.
Mobilitas vertikal intragenerasi
Bentuk mobilitas vertikal intragenerasi dapat terjadi apabila seorang individu mengalami penurunan kedudukan maupun derajat dalam suatu lingkup. seperti contoh Rosita merupakan seorang pekerja di bidang pertambangan minyak dan batu bara. Mulanya ia melamar dan diterima sebagai karyawan magang di sebuah perusahaan pertambangan terkenal, karena kecakapannya akhirnya ia diangkat menjadi pegawai tetap. Karena dia berprestasi akhirnya dia diangkat menjadi chief departement yang dapat digolongkan dalam golongan atas di perusahaan pertambangan tersebut.
Dalam kasusu ini, Rosita mengalami bentuk mobilitas vertikal inragenerasi naik. Hal ini juga berlaku untuk bentuk mobilitas vertikal turun dalam sebuah lingkungan masyarakat.
Mobilitas vertikal antar generasi
Bentuk mobilitas sosial yang satu ini adalah mobilitas vertikal yang terjadi pada dua generasi ataupun lebih. Misalkan kedua orang tua (ayah dan ibu), genrasi anak, cucu dan selanjutnya. Contohnya kedua orang tua Hana merupakan seorang buruh tani, karena keuletannya akhirnya kedua orang tua hanna berhasil mendidik hanna dan menyekolahkannya di universitas terkemuka. Karena lulus dengan prestasi yang baik akhirnya hanna menjadi seorang sarjana dan bekerja menjadi seorang pengacara terkenal. Dalam kasus ini keluarga hanna mengalami mobilitas vertikal antar generasi naik.
0 Response to "Pengertian, Faktor dan Bentuk Mobilitas Sosial"
Posting Komentar