Sejarah Agresi Militer Belanda 1 dan 2 Lengkap

Sejarah Agresi Militer Belanda 1 dan 2 Lengkap - Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa lain selama berpuluh puluh tahun lamanya. Meski Indonesia telah merdeka, bangsa sekutu tetap ingin melakukan penjajahan kembali untuk merebut kekuasaan Indonesia. Berbagai cara dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, baik melalui agresi militer Belanda 1 maupun agresi militer Belanda 2. Agresi militer ini dilakukan untuk menguasai Indonesia kembali dengan berbagai latar belakang dan tujuan tertentu terhadap bangsa Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang sejarah agresi militer Belanda 1 dan sejarah agresi militer Belanda 2 lengkap. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.


Sejarah Agresi Militer Belanda 1 dan 2 Lengkap



Dalam pembahasan ini materi belajar akan mengulas lengkap tentang sejarah agresi militer Belanda 1 dan sejarah agresi militer Belanda 2. Selain itu saya juga akan menjelaskan latar belakang dan tujuan diadakannya agresi tersebut. Nah berikut penjelasan selengkapnya:

Baca juga : Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908 Lengkap


Agresi Militer Belanda 1



Bangsa Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Meski telah merdeka, bangsa Indonesia kembali mendapatkan serangan dari Belanda agar dapat berkuasa kembali. Belanda kembali menyerang Indonesia dengan dukungan dari pihak sekutu Inggris. Hal inilah yang menjadi dasar dalam sejarah agresi militer Belanda 1.



Agresi Militer Belanda 1
Agresi Militer Belanda 1


Latar Belakang Agresi Militer Belanda 1

Dalam sejarah agresi militer Belanda 1 terdapat beberapa hal yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa tersebut. Latar belakang agresi militer Belanda 1 ialah penolakan Belanda terhadap hasil perjanjian Linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947. Kemudian Belanda melakukan agresi militer pertama kali pada tanggal 21 juli 1947 dengan menyerang Indonesia atas dasar hasil perjanjian tersebut.


Tujuan Agresi Militer Belanda 1

Dalam sejarah agresi militer Belanda 1 juga terdapat beberapa tujuan penyerangan yang dilakukan. Belanda memiliki beberapa tujuan misi dalam agresi militer yang mereka lakukan. Tujuan agresi militer tersebut harus segera diselesaikan seperti:


  • Memblokade dan menghapus ibu kota Republik Indonesia dari peta secara de facto (bidang Politik).

  • Merebut wilayah penting di Indonesia, misalnya Sumatera yaitu wilayah pertambangan dan perkebunan, Jawa Timur dan Jawa Barat yaitu wilayah yang banyak menghasilkan bahan makanan (bidang Ekonomi).

  • Meleburkan TNI atau Tentara Negara Indonesia (bidang Militer).



Sejarah Agresi Militer Belanda 1


Selanjutnya saya akan membahas tentang sejarah agresi militer Belanda 1. Belanda menyerang pulau Jawa dan Sumatera di Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947. Penyerangan tersebut membuat TNI merasa terkejut hingga sampai akhirnya mundur dan terpencar pencar menuju daerah pinggiran untuk menyusun pertahanan yang baru. Pasukan TNI melakukan taktik perang gerilya untuk memberikan batasan terhadap gerakan pasukan dari Belanda. Pihak Belanda dapat dipersulit oleh pasukan TNI dengan taktik tersebut.

Baca juga : Sejarah Organisasi Budi Utomo Lengkap


Dalam sejarah agresi militer Belanda 1 memang bangsa Indonesia memperoleh serangan secara tiba tiba. Namun karena adanya agresi militer ini, bangsa Indonesia menjadi naik level di mata dunia. Hal inilah yang menimbulkan beberapa simpati dari negara lain, misalnya pada tanggal 18 November 1946 bangsa Liga Arab mengakui kemerdekaan RI. Agresi militer Belanda yang dilakukan terhadap Indonesia memberikan permusuhan antara Belanda dengan Liga Arab. Dengan adanya hal itu membuat kedudukan politik RI bagian Timur Tengah menjadi lebih meningkat.


Sejarah agresi militer Belanda 1 semakin berkembang dengan bertambahnya dukungan Dewan Keamanan PBB. Pihak PBB ikut berperan serta dalam menyelesaikan konflik yang ada dengan dibentuknya Komisi Tiga Negara. Dewan Keamanan PBB juga melakukan beberapa perundingan terkait agresi militer yang terjadi seperti melakukan perundingan Kaliurang maupun perundingan Renville. Namun pihak Belanda tidak menanggapi dan tidak memperdulikan perundingan tersebut.



Agresi Militer Belanda 2



Konflik Indonesia dengan Belanda gagal diselesaikan oleh pihak PBB melalui jalur perundingan. Hal ini dikarenakan Belanda tetap berikukuh untuk menguasai RI. Akhirnya Belanda kembali melakukan agresi militernya yang kedua. Kemudian terciptalah sejarah agresi militer Belanda 2.



Agresi Militer Belanda 2
Agresi Militer Belanda 2


Latar Belakang Agresi Militer 2

Dalam sejarah agresi militer Belanda 2 juga terdapat beberapa hal yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa tersebut. Latar belakang agresi militer Belanda 2 ialah Belanda yang tidak puas dengan hasil kesepakatan Perjanjian Renville. Belanda ingin tetap menguasai Indonesia dengan utuh dan menolak kesepakatan pembagian kekuasaan.


Sejarah Agresi Militer Belanda 2

Agresi militer Belanda 1 dilajutkan dengan serangan Belanda pada agresi militernya yang kedua. Dalam sejarah agresi militer Belanda 2, serangannya ditujukan kewilayah Yogyakarta Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948. Pada serangan yang kedua ini, pihak Belanda menangkap dan menahan pimpinan Republik Indonesia (Presiden Soekarno dan Moh. Hatta), penasihat presiden (Syahrir), menteri luar negeri (Agus Salim), dan beberapa menteri lainnya.


Dalam sejarah agresi militer Belanda 2, bangsa Indonesia berhasil dikuasai sementara oleh Belanda. Belanda mengasingkan Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ke Bangka. Belanda juga menjatuhkan Yogyakarta dan melakukan pembentukan pemerintahan Federal. Namun Syarifudin Prawiranegara telah membentuk PDRI (Pemeritahan Darurat Republik Indonesia) sesuai perintah Presiden Soekarno sebelum terjadinya pembentukan pemerintahan Federal milik Belanda. PDRI atau Pemeritahan Darurat Republik Indonesia didirikan di Bukittinggi Sumatera pada tanggal 19 Desember 1948.

Baca juga : 12 Peninggalan Peradaban Mesopotamia di Berbagai Bidang


Belanda terus menguasai Indonesia dengan menambahkan beberapa pasukannya ke wilayah Republik Indonesia. Namun dalam sejarah agresi militer Belanda 2, bangsa Indonesia terus menjalankan pemerintahannya sampai penjuru desa dan kenyataannya pasukan Belanda hanya menguasai jalan raya dan perkotaan saja. Pasukan TNI dan rakyat Indonesia bersatu untuk melawan Belanda dengan taktik perang gerilya. Pasukan TNI melakukan perlawanan terhadap Belanda dipimpin oleh Jenderal Sudirman dan melakukan perusakan terhadap fasilitas penting seperti menghancurkan jembatan, jalan kereta api dan memutus kawat telepon agar Belanda tidak dapat menggunakannya.


Sakit yang diderita oleh Jenderal Sudirman tidak membuat beliau menyerah, bahkan Jenderal Sudirman dapat melangsungkan taktik perang gerilya di Jawa Tengah dan Jawa Timur meski harus menempuh perjalanan dari Kediri, Yogyakarta, Madiun dan Surakarta. Sejarah agresi militer Belanda 2 terus berlanjut. PDRI mengirimkan surat kepada wakil Indonesia di PBB yang berisi pengadaan perundingan dan pemberhentian perang pada tanggal 23 Desember 1948. Pada tanggal 28 Januari 1949, pihak Belanda tidak memperdulikan Resolusi dari Dewan Keamanan PBB terkait pemberhentian perang. Belanda yakin bahwa Republik Indonesia telah hilang dan hancur lebur.


Pada tanggal 1 Maret 1949, pasukan TNI beserta rakyat Indonesia melangsungkan serangan umum kepada Belanda sebagai bukti Republik Indonesia masih ada dengan dukungan TNI yang tetap kuat. Dengan serangan tersebut, Belanda berhasil dikeluarkan dari wilayah Yogyakarta meskipun Belanda dapat menguasai Yogyakarta selama 6 jam. Hal ini membuktikan berakhirnya sejarah agresi militer Belanda 2.


Sekian penjelasan mengenai sejarah agresi militer Belanda 1 dan sejarah agresi militer Belanda 2. Meskipun bangsa Indonesia telah merdeka namun pihak Belanda tetap ingin menguasai negara tersebut dengan melakukan agresi militer. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih.

0 Response to "Sejarah Agresi Militer Belanda 1 dan 2 Lengkap"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel